JENIS TANAMAN NANGKA
Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon & ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar & pohon nangka buah mini.
1) nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang mencapai 80 cm & umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
2) nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm & umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
Buah Nangka Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangkaceleng & nangka belulang).
nangka cempedak: daging buah tipis, liat & beraroma harum spesifik. Varietas-varietas unggul nangka yg ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangkaceleng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangkamerah, nangka salak, nangka mini, & nangka misin.
MANFAAT TANAMAN NANGKA
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran.
Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda & kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, & alat musik.
Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
SYARAT TUMBUH NANGKA
Iklim
Angin berperan dlm membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.
Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yg memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm & musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yg mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan
Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa & pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga & buah serta pertumbuhannya.
Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C & suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat
Media Tanam
Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yg dlm & beririgasi baik.
Umumnya tanah yg disukai yaitu tanah yg gembur & agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh & menghasilkan buah.
Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yg optimum pH 6–7.
Kedalaman air tanah yg cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yg cukup teball lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
5.3. Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yg terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl. [syarat tumbuh tanaman nangka]
PEDOMAN BUDIDAYA TANAMAN NANGKA
Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya, karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yg dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yg bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yg berkualitas & tahan terhadap hama & penyakit). Beberapa hal yg perlu diperhatikan dlm memilih bibit yg baik adalah:
Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yg unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang & tahan terhadap hama & penyakit).
Bibit harus sehat yg dapat dilihat dari sosoknya yg kokoh, batangnya kuat, lurus & tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar & mengkilap.
Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji yg berlendir & membuang bagian perikarp yg berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering.
Benih yg memilki 40% dari kandungan air aslinya & disimpan dlm wadah plastik yg kedap, dengan suhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. dlm kondisi yg memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari & mencapai persentase perkecambahan 80-100% dlm jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan.
Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan khusus & pengalaman & persentase jadinya rendah. Keuntungannya antara lain cepat berbuah & sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman yg digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak yg asalnya dari biji.
Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira 2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yg terbawa dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar 2-3 cm & panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya & lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dlm lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yg dipotong. Kemudian ikatlah dengan tali rafia & mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).
Pada okulasi yg berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus & tidak dirusak karena digoyang-goyang angin. Bahan untuk cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru yg berada di cabang pohon maupun tunas ranting yg belum produktif. Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit sekeliling dlm 3-5 cm lebarnya. Luka yg telah dibuat dibiarkan kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau humus yg telah dibasahi & dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi lobang-lobang kecil.
Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dlm kantong-kantong plastik yg sudah tersedia di bedengan sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dengan rata-rata daya kecambah & persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena bibit yg lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dlm satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yg tidak terlalu rapat & menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air yg terlalu cepat. Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman dapat dilakukan secara teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan. Penyiraman ini dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dari cangkokan sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.
Pemindahan Bibit
Bibit yg akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari & dikerjakan dengan hati-hati. Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit yg telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam. Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu masih muda sekali, yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab gangguan terhadap perakaran dapat mematikan bibit itu. Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm & berumur 1-1 1/2 bulan. Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas pohon pangkal & lukanya ditutup parafin. Untuk okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah & tidak hujan. Bibit dari cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak & cangkok dapat diambil. Setelah disapih beberapa hari, cangkok dapat ditanam di lapangan.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan lapangan & berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ditentukan batas-batas areal.Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan tanaman nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu tindakan pembersihan lapangan secara total, pengaturan drainase & pengolahan tanah terutama di tempat yg akan dibuat lobang tanam.
2) Pembentukan Bedengan
Beberapa ketentuan yg perlu diperhatikan dlm pembuatan bedengan pembibitan sebagai berikut:
Ukuran bedengan beragam tetapi biasanya digunakan antara 5 x1 m atau 10 x 1 m.
Bedengan membusur arah Utara ke Selatan & pinggirnya diperkuat dengan bambu, batu merah, atau kayu serta permukaannya ditinggikan 10-15 cm dari atas permukaan tanah.
Antar bedengan berjarak 0,45 m & setiap 5-10 m bedengan dibuat jalan pemeriksaan sekitar 60-100 m.
Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan pemeriksaan.
Bedengan diberi naungan dengan atap nipah atau sarlom. Bagian yg menghadap ke timur dibuat lebih tinggi daripada yg menghadap ke Barat.
Dalam bedengan disusun kantong-kantong plastik yg sudah diisi media tumbuh & sudah diberi lobang-lobang kecil di bagian bawahnya. Media tumbuh yg digunakan campuran tanah lapisan olah, pupuk organik, & pasir halus dengan perbandingan 2:1:1. Ukuran kantong plastik yg digunakan 20 x 30 cm dengan tebal 0,08 mm & berwarna hitam.
3) Pengapuran
Apabila pH tanah bersifat terlalu asam atau basa maka perlu dilakukan beberapa upaya agarnangka bisa tumbuh & memberikan hasil yg optimal. Apabila terlalu asam (pH7)bisa ditambahkan belerang. Dosis yg dipakai tergantung pada kondisi tanahnya namun sebagai pedoman 1 kg kapur atau belerang untuk 1 m 3
Comments
Post a Comment