Tumbuhan renek ini berasal dari keluarga Rutaceae dan dari spesies Murraya koeniggi, mengeluarkan daun-daun kecil berwarna hijau. Daun kari ini biasanya bermanfaat dan berkhasiat menambah bau harum masakan dan masyarakat India banyak mengkonsumsi daun kari ini.
Pokok kari juga dikenali sebagai 'kariveppilai' dalam bahasa Tamil, juga dikenali sebagai karipulei, kari-kari, veppu-neem dan daun ilai. Dalam bahasa Kannada, ia dipanggil ‘neem hitam’, kerana daunnya mirip dengan pohon neem yang pahit, walaupun tidak ada hubungan dengan pokok neem. Pokok kari tidak ada hubungan dengan daun salam (bay leaf) dan daun kemangi (basil leaf) yaitu daun yang beraromatik dari Mediterania.
Di Indonesia, daun kari lebih dikenal dengan nama daun salam koja dan temuru serta acapkali dipergunakan pada masakan-masakan khas daerah Sumatera terutama Aceh. Masakan kari dari Aceh yang menggunakan daun ini sebagai salah satu rempahnya, konon kabarnya memiliki rasa yang lebih sedap dan unik. Selain untuk tambahan bumbu di masakan kari, laksa dan gulai, masakan ayam tangkap Aceh juga menggunakan daun kari sebagai salah satu rempah wajibnya. Ayam tangkap atau ayam sampah merupakan makanan berupa ayam goreng yang di taburi dengan aneka daun rempah yang digoreng kering, daun rempah yang digunakan salah satunya adalah salam koja. Daun-daun rempah yang digoreng garing ini bisa langsung dimakan beserta si ayam.
Sebenarnya ada satu lagi jenis tanaman yang juga mendapat julukan tanaman kari karena aroma daunnya yang tajam. Jika Murraya koenigii banyak dipergunakan di masakan India maka Helichrysum italicum adalah jenis tanaman berjuluk tanaman kari lainnya yang banyak tumbuh di negara-negara Mediterania. Kedua jenis tanaman ini walaupun sama-sama menyandang nama tanaman kari (curry plant), namun memiliki tampilan yang sangat berbeda karena berasal dari keluarga dan genus yang berbeda.
Daun kari di Mediterania termasuk ke dalam keluarga aster/daisy (Asteraceae), merupakan tumbuhan semak dengan tinggi hanya mencapai maksimal + 60 cm. Bunganya yang cantik umum digunakan sebagai karangan bunga kering karena warnanya yang tetap bertahan meskipun dalam kondisi telah kering. Bunga tanaman ini menghasilkan minyak atsiri yang dipergunakan sebagai bahan obat-obatan karena mempunyai fungsi anti-inflammatory (anti radang), pembunuh bakteri, dan pendingin kulit. Selain itu minyaknya juga dimanfaatkan di industri parfum sebagai salah satu bahan campuran. Helichrysum italicum sama sekali tidak ada hubungannya dengan rempah-rempah kari yang dipergunakan di kuliner India dan juga dengan pohon kari (Murraya koenigii).
Bunga Pokok Daun Kari
Bunganya kecil berwarna putih kekuningan dan mempunyai aroma yang sangat harum. Buahnya kecil, sebesar terung pipit, berwarna hijau ketika muda dan bertukar ke ungu berkilau setelah matang. Buahnya boleh dimakan, tetapi biji benihnya dikatakan beracun. Agaknya, sebab itulah buahnya yang ranum ini tidak diganggu serangga atau burung...
Pokok kari berkembang biak melalui biji benih, keratan batang dan anak yang tumbuh dari akarnya. Selain ditanam di halaman rumah karena daunnya ia juga ditanam sebagai tanaman hias.
Hasil penelitian menunjukkan di dalam daun kari terkandung:
- 66.3% pelembab
- 6.1% protein
- 1.0% lemak
- 16.0% karbohidrat
- 6.4% fiber
Daun kari juga mengandungi mineral dan vitamin seperti kalsium, fosforus, zat besi, asid nikotinik dan vitamin C. Ia juga mengandungi volatile oil dan sejenis glukosid yang disebut koenigiin.
Daun kari mempunyai khasiat herbal yang tinggi dan sangat banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda di India. Daun kari mempunyai nilai sebagai antioksidan, anti-diabetes, antimikrob, anti-inflamasi, Hepatoprotektor, anti-hiperkolesterolemia dan lain-lain lagi. Daun kari juga dikatakan baik untuk merawat rambut yang panjang dan sehat. Selain dari itu daun kari juga dapat mencegah uban. Kulit pokok, daun dan akar pokok daun kari digunakan sebagai tonik. Pucuk daun muda biasa dijadikan lalapan.
Comments
Post a Comment